Minggu, 04 April 2010

majapahit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang sejarah perjalanan bangsa sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia dapat dilihat melalui catatan perjalanan kebudayaan dan peradaban bangsa. Terhitung sejak abad keempat, Nusantara Raya ini sudah mengenal peradaban dengan ditemukannya Prasasti Kutai di aliran Sungai Mahakam Kalimantan Timur yang dibuat oleh raja Mulawarman.

Disusul kemudian pada abad kelima, berdiri kerajaan di tanah Jawa, tepatnya di Jawa Barat dengan rajanya yang bernama Tarumanegara. Keberadaan kerajaan ini dibuktikan melalui prasasti-prasasti Citarum- Bogor dan parasasti-prasasti lainnya.

Setelah kedua kerajaan tersebut kehilangan berita, kemudian secara mengejutkan ditemukan prasasti-prasasti di Sumatera bertarikh abad ke VII, yang memberitakan tentang kebesaran Kerajaan Sriwijaya di Palembang.

Setelah itu, ditemukan pula prasasti-prasasti bertarikh awal abad ke delapan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Seperti Prasasti Kalasan di Desa Kalasan timur Kota Yogyakarta berangkat tahun 778 M, Prasasti Raja Belitung (terkenal dengan sebutan Prasasti Kedu) berangka tahun 907 M. Orasasti Dinoyo di daerah Malang berangka tahun 960 M.

Di Jawa Timur banyak ditemukan prasasti berangka tahun 929 M yang menerangkan tentang munculnya Dinasti “Isana” dengan rajanya yang pertama bernama Mpu Sindok, bergelar Sri Isanawikrama. Dari prasasti ini kita kenal beberapa nama yang cukup populer seperti Darmawangsa, Mahendradatta yang kawin dengan Raja Bali yang bergelar Udayana, kemudian mempunyai anak salah satunya bergelar Airlangga.

Kala itu telah terjadi peristiwa bersejarah yaitu adanya pembagian dua kerajaan, yakni Kerajaan Jenggala dan Kadiri atas bantuan Mpu Bharada.

Dari beberapa prasasti tersebut diatas, kiranya dapat kita ketahui bahwa beberapa kali kerajaan satu dengan lainnya mungkin saja pada saat itu saling berebut kekuasaan, dimana kerajaan yang menang kemudian membukukan kekuasaan dengan menuliskan prasasti tentang kebesaran kerajaannya masing-masing.

Namun demikian dalam catatan kekuasaan kerajaan-kerajaan pada saat itu belum mencakup seluruh daerah Nusantara. Sampai akhirnya pada abad XIII-XV muncullah kerajaan besar di wilayah Nusantara yang berpusat tanah Jawa, yakni Kerajaan Majapahit.

Majapahit sebagai kerajaan besar, tidak dapat dipisahkan dari faktor kebudayaan yang telah dibangunnya, sehingga menjadi identitas dan lambang kebanggaan bagi masyarakat.

Kebudayaan zaman Majapahit mempunyai ciri tersendiri sebagai hasil akulturasi antara unsur-unsur budaya asli yang disebut budaya lokal, Hindu, Bhuda dan Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan Majapahit sebagai karya budaya yang sukses mengantar bangsa dan negara ke puncak kejayaan pada abad XIV.

Hal ini dikarenakan kebudayaannya mengandung nilai yang luhur, sehingga tidak mustahil nilai-nilai tersebut masih ada dalam kehidupan masyarakat sekarang.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila

2. Mengetahui sejarah kerajaan majapatih

3. Mengambil nilai-nilai luhur dari sejarah masa lalu

4. Mempelajari persatuan negara

5. Melestarikan kebudayaan di Indonesia Khususnya peninggalan sejarah kerajaan Majapahit.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali, dan Filipina.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Sumatra, Semenanjung Malaya, Borneo, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.

Genealogi keluarga kerajaan Majapahit. Penguasa ditandai dalam gambar ini.

Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.

1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)

2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)

3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)

4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)

5. Wikramawardhana (1389 - 1429)

6. Suhita (1429 - 1447)

7. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)

8. Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)

9. Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)

10. Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)

11. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)

12. Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)

13. Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

Ø Surya Majapahit of Majapahit Surya Majapahit adalah lambang yang umumnya dapat ditemui di reruntuhan Majapahit, sehingga Surya Majapahit mungkin merupakan simbol kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahan kerajaan Majapahit terletak di daerah Wilwatikta (Trowulan), Mojokerto, Jawa Timur. Bahasa yang biasa digunakan pada saat itu adalah bahasa Jawa kuno atau bahasa Sansekerta. Mata uang yang digunakan dalam perdagangan dan tukar menukar menggunakan mata uang berupa koin emas dan perak serta uang kepeng, yaitu koin perunggu yang diimpor dari Tiongkok.

B. Berdirinya Kerajaan Majapahit

Setelah Raja Kertanegara gugur dalam peristiwa penyerangan Raja Jayakatwang (Raja Kediri), berakhirlah riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta petinggi kerajaan lainnya tewas dalam penyerangan tersebut. Raden Wijaya (menantu Raja Kertanegara) segera melarikan diri ke Sumenep, Madura, dan mendapat perlindungan dari Arya Wiraraja, penguasa Sumenep. Raja Jayakatwang sangat menghormati Arya Wiraraja sehingga Raden Wijaya diampuni. Setelah mendapat pengampunan dari Raja Jayakatwang, Raden Wijaya beserta pengikutnya diizinkan untuk membabat hutan Tarik (sekarang menjadi Desa Trowulan, Jawa Timur) untuk dijadikan desa. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Disinilah kemudian berdiri pusat Kerajaan Majapahit.

Pada 1293 pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan untuk menghancurkan Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas dendam kepada Raja Jayakatwang.

Pasukan Raden Wijaya bekerjasama dengan Kubilai Khan yang berjumlah sekitar 20.000 orang. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Singasari dari Sumatera menyerang pasukan tersebut. Pasukan Kubilai Khan segera pergi dari tanah Jawa dan Raden Wijaya menjadi raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

C. Pemerintahan Raden Wijaya

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai raja pertama Majapahit, Raden Wijaya harus bekerja keras untuk menata kerajaan. Ia harus dapat memajukan kehidupan rakyat. Pusat Surabaya ramai dikunjungi pedagang dari bebabagai daerah dan mancanegara. Rakyat pun hidup aman dan tentram.

Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Lembu Sora, Juru Demung, Gajah Biru dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Pada tahun 1309, Wijaya meninggal dunia. Abu jenazahnya dimakamkan di Simping atau Candi Sumberjati dekat Blitar.

D. Pemerintahan Jayanegara

Setelah kematian Raden Wijaya, yang menggantikannya sebagai raja Majapahit adalah putra mahkota dari Raden Wijaya yaitu Jayanegara. Ia naik tahta dalam usia yang masih sangat muda. Jayanegara dikenal sebagai penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti "penjahat lemah".

Pada pemerintahannya timbul banyak pemberontakan seperti pemberontakan Nambi dan Kuti. Dari sekian pemberontakan, pemberontakan Kuti adalah yang paling berbahaya karena pemberontakan berhasil menduduki istana. Jayanegara terpaksa mengungsi ke desa Bedander. Dalam pengungsian itu, Jayanegara diikuti oleh Gajah Mada, panglima pasukan Bayangkara. Berkat kecerdikan Gajah Mada, pemberontakan Kuti dapat ditumpas. Jayanegara dapat berhasil kembali ke istana dengan selamat. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabib istananya, Tanca.

E. Pemerintahan Tribuanatunggaldewi

Setelah Jayanegara dibunuh, ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut.

Pada masa pemerintahannya berobar pemberontakan yang sangat hebat. Pemberontakan itu disebut Pemberontakan Sadeng.berkat keuletan dan keberanian Gajah Mada kemudian diangkat sebagai mahapatih. Setelah menjadi Mahapatih Majapahit , Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang disebut sumpah palapa. Dalam sumpahnya, Gajah Mada berjanji tidak akan merasakan (memakan) buah palapa sebelum seluruh Nusantara bersatu dibawah kekuasaan Majapahit.

Pada tahun 1343, Gajah Mada mulai mewujudkan sumpah dan cita-citanya. Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan sumatera berhasil ditaklukan. Oleh kaera itu, Majapahit sudah mulai menuju zaman keemasan. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

F. Pemerintahan Hayam Wuruk

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah hingga Semenanjung Malaka dan Asia Tenggara. Dengan demikian, seluruh Nusantara sudah berhasil disatukan di bawah kekuasaan Majapahit. Itulah sebabnya Majapahit Menjadi kerajaan yang sangat kuat.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Keberhasilan Majapahit menyatukan seluruh wilayah Nusantara karena hal-hal sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Raja Hayam wuruk dan Patih Gajah Mada yang arif bijaksana, tegas, dan adil sehingga rakyat patuh dan rela membela kerajaan.

2. wilayah kekuasaan yang luas meliputi seluruh Nusantara. Tanah pertaniannya luas dan subur, serta lautnya kaya akan hasil laut.

3. dengan keadaan alam itu, perdagangan dan pertanian sangat maju. Oleh karena itu, Majapahit disebut juga kerajaan agraris dan maritim.

4. angkatan lautnya sangat kyat dibawah pimpinan Laksamana Nala. Angkatan laut itu selain berfungsi sebagai angkatan perang, juga menjaga keamanan laut.

5. sistem pemerintahannya sangat teratur. Hal ini dapat diketahui dari pembentukan lembaga-lembaga yang sesuai dengan bidang masing-masing.

6. dibidang politik luar negeri telah berkembang hubungan dengan negara-negara lain, seperti Cina, India, Arab dan Persia.

7. berkembangnya toleransi dalam kehidupan beragama. Agama hindu dan budha dapat berkembang secara bersama-sama. Setiap agama ada lembaga yang mengurusi.

8. majapahit merupakan pusat ilmu pengetahuan dan sastra. Hasil sastra yang terrenal antara lain;

§ kitab Negarakertagama ditulis oleh Empu Prapanca

§ kitab Sutasoma ditulis oleh Empu tantular. Di kitab inilah semboyan Bhineka Tunggal Ika diambil

§ kitab Hukum Kutaramanawa ditulis oleh Gajah Mada.

Dalam Negara Kertagama dikisahkan Hayam Wuruk sebagai Raja Majapahit melakukan ziarah ke makam leluhurnya (yang berada disekitar daerah Malang), salah satunya di dekat makam Ken Arok. Ini menunjukkan bahwa walaupun bukan pusat pemerintahan namun Malang adalah kawasan yang disucikan karena merupakan tanah makam para leluhur yang dipuja sebagai Dewa. Beberapa prasasti dan arca peninggalan Majapahit dikawasan puncak Gunung Semeru dan juga di Gunung Arjuna menunjukkan bahwa kawasan Gunung tersebut adalah tempat bersemayam para Dewa dan hanya keturunan Raja yang boleh menginjakkan kaki di wilayah tersebut. Bisa disimpulkan bahwa berbagai peninggalan tersebut merupakan rangkaian yang saling berhubungan walaupun terpisah oleh masa yang berbeda sepanjang 7 abad.

Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang zaman gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364 Gajah Mada meninggal, beberapa tahun kemudian disusul oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran.

G. Keruntuhan Majapahit

Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian, yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat nusantara.

Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.

H. Peninggalan Sejarah Majapahit

Terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit, Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno.

Bangunan Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi dan Muara Tikus merupakan banunan peninggalan maja pahit. Kitab-kitabnya yang terkenal antara lain; Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sitosoma oleh Mpu Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika.

Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.

Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.

Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada.

Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit akhir. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman. Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya.

Relief di Candi Panataran ini menceritakan seseorang yang dieksekusi dengan menggunakan keris. Relief di Candi Panataran ini menceritakan seseorang yang dieksekusi dengan menggunakan keris.

I. Kebudayaan

Gapura Bajangratu, diduga kuat menjadi gerbang masuk keraton Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di kompleks Trowulan.

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu.

Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto.

Candi tikus ini terletak di desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini merupakan pertitaan. Hal ini terlihat adanya miniatur candi di tengah bangunannya yang melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam.

Candi Brahu terletak di desa Bejijong, Trowulan. Seperti candi lainnya di Trowulan, maka candi Brahu terbuat dari batu bata yang direkatkan satu sama lainnya dengan sistem gosok. Prasasti Alasantan yang pernah ditemukan tidak jauh dari candi ini menyebutkan bahwa candi ini berdiri pada tahun 861 C atau 939 M. Prasasti ini dikeluarkan Mpu Sindok. Dulu candi ini disebut sebagai warahu (waharu), sebagai candi Budhis,

J. Ekonomi

Celengan zaman Majapahit, abad 14-15 Masehi Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi Museum Gajah, Jakarta).

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.

Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321, menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

K. Struktur Pemerintahan

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

L. Aparat Birokrasi

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:

· Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja

· Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan

· Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan

· Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

M. Pembagian Wilayah

Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Jawa (kecuali tanah Sunda), sebagian besar P. Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Irian Jaya. Perluasan wilayah ini dicapai berkat politik ekspansi yang dilakukan oleh Patih Mangkubumi Gadjah Mada. Pada masa inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.

Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama; keakuratan wilayah kekuasaan Majapahit menurut penggambaran orang Jawa masih diperdebatkan.

Kepulauan Nusantara pada masa puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit pada abad XIV. Titik merah adalah Trowulan, ibu kota Majapahit. Kawasan berwarna jingga tua adalah ranah inti Majapahit di bagian Timur Jawa. Kawasan jingga terang adalah negeri bawahan yang ditaklukkan Majapahit sesuai yang disebutkan dalam Nagarakretagama. Kawasan kuning pucat adalah kawasan bebas di luar pengaruh Majapahit. Warna biru gelap adalah kawasan laut di bawah pengaruh dan kendali efektif angkatan laut Majapahit, warna biru yang lebih muda adalah jangkauan ekspedisi angkatan laut Majapahit.

Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah, yang disebut Paduka Bhattara. Mereka biasanya merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan upeti, dan pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre.

Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:


  • Daha
  • Jagaraga
  • Kabalan
  • Kahuripan
  • Keling
  • Kelinggapura
  • Kembang Jenar
  • Matahun
  • Pajang
  • Singhapura
  • Tanjungpura
  • Tumapel
  • Wengker
  • Wirabum

N. Legitimasi Politik

Kesultanan-kesultanan Islam Demak, Pajang, dan Mataram berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunannya melalui Kertabhumi; pendirinya, Raden Patah, menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang Putri Cina, yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram atas Wirasaba tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh Sultan Agung sendiri memiliki arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa merupakan bukti penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.

Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini. Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan. Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara. Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.

O. Kesenian Kerajaan Majapahit

Persenjataan

Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat. Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.

Pencak silat

Meskipun tidak ada bukti tertulis, banyak perguruan pencak silat di Nusantara mengklaim memiliki akar tradisi hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim ekspansionis, tentara Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yang lebih handal daripada bawahan-bawahannya.

Kesenian modern

Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.

Puisi lama

Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.

Arsitektur

Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Majapahit adalah nama sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389) yang didampingi oleh Patih Gadjah Mada (1331-1364), Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasannya.

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa. Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya Kesenian yang terdapat pada kerajaan Majapahit cukup beragam seperti: persenjataan( keris dan tombak), bela diri pencak silat, kesenian modern(puisi lama dan kesastraan). Peninggalan sejarah kerajaan majapahit banyak terdapat di daerah Trowulan, Mojokerto, seperti Gapura Bajangratu & candi tikus serta arca yang tersebar di museum–museum nasional maupun internasional.

Setelah masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk berakhir, pamor Kerajaan Majapahit semakin menurun. Salah satu penyebab kemunduran dan hancurnya kerajaan Majapahit adalah ketika meletusnya Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara memperebutkan kekuasaan, daerah bawahan dan mulai melepaskan diri. Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Majapahit ialah munculnya Kerajaan Malaka dan berkembangnya kebudayaan Islam.

B. Saran

Sebagai warga Indonesia yang baik kita harus mempunyai kecintaan terhadap budaya bangsa serta melestarikannya. Kita juga harus mempelajari dan mengambil nilai-nilai kebudayaan yang baik sebagai jati diri bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan. Seperti yang telah dikisahkan dalam cerita majapahit tersebut, kita dapat mengambil nilai-nilai leluhurnya antara lain:

Ø Sebagai pemimpin negara harus mempunyai sifat yang bijaksana, tegas, dan adil sehingga rakyat patuh dan rela membela negaranya layaknya yang dilakukan oleh Hayam Wuruk.

Ø Sebagai negara yang terdiri dari Beraneka ragam agama dan budaya kita wajib menjunjung tinggi persatuan bangsa yang didasari oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Ø Seorang pemimpin negara adalah putra-putri terbaik indonesia, bukanlah perwakilan penguasa daerah sehingga tidak ada peperangan dalam merebutkan kekuasaan pemerintahan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Saidihardjo. 2007. Cakrawala Pengetahuan Sosial. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.

Syukur, Abdul. 2005. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 6. Ichtiar Baru van Hoeve: Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit

http://www.mojokerto.info/wisata-budaya-mojokerto/sejarah-majapahit/

http://www.eastjava.com/books/majapahit/

http://msmunir.batan.go.id/sejarah_kediri/majapahit.html